HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA 5 JUNI 2023

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA 5 JUNI 2023

Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environtment Day diperingati setiap tanggal 5 Juni. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat serta ajakan untuk melestarikan bumi. Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah program global untuk menginspirasi perubahan positif terhadap lingkungan dengan merayakan aksi lingkungan untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dipimpin oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Environment Programme (UNEP) sejak didirikan pada tahun 1973. Hari Lingkungan Hidup Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 1973 dengan slogan Only One Earth.

            Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2023 sebagai dukungan peringatan tahun ini. Kerusakan lingkungan berdampak negatif bagi makhluk hidup. Perubahan iklim, perubahan alam akibat ulah manusia serta kejahatan yang mengganggu keanekaragaman hayati, dalam bentuk keserakahan penggundulan hutan, perubahan penggunaan lahan, pertanian intensif dan produksi ternak atau perdagangan satwa liar ilegal yang berkembang, dapat mempercepat kehancuran planet ini. Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2023 adalah Beat Plastic Pollution, Solusi Untuk Polusi Plastik. Tema ini menjadi pengingat bahwa tindakan masyarakat terhadap polusi plastik adalah hal yang penting. Polusi plastik dan dampaknya yang merugikan bagi kesehatan, ekonomi, dan lingkungan tidak dapat diabaikan. Tindakan mendesak membutuhkan solusi yang benar, efektif dan kuat.

Pesatnya pertumbuhan populasi dunia dan peningkatan industrialisasi, keberlanjutan dan konservasi sumber daya alam semakin menjadi isu global yang mendesak. Hingga tahun 2023 ini, dunia sedang dibanjiri lebih dari 400 juta ton plastik yang diproduksi setiap tahun, dan setengahnya dirancang untuk digunakan hanya sekali, dan hanya sekitar 10% yang didaur ulang. Diperkirakan 19-23 juta ton berakhir di danau, sungai, dan laut, sebagaimana dirilis situs worldenvironmentday. Sehingga, plastik tersebut menyumbat tempat pembuangan sampah, mengalir pelan di sungai menuju ke laut, dan sebagian dibakar menjadi asap beracun, menjadikannya salah satu ancaman terbesar bagi Bumi ini.

Plastik secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20. Namun  penggunaannya berkembang secara luar biasa dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Plastik menjadi primadona karena beberapa sifatnya yang istimewa yakni, mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan; bobotnya ringan sehingga bisa menghemat biaya transportasi; tahan lama; aman dari kontaminasi kimia, air dan dampaknya; aman sebagai kemasan barang maupun makanan; dan tahan terhadap cuaca dan suhu yang berubah; dan yang lebih penting lagi adalah harganya murah.

Fenomena booming sampah plastik telah menjadi momok yang menakutkan di setiap belahan bumi. Tidak saja di negara-negara berkembang tetapi juga di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Jepang. Saat ini penggunaan material plastik di negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun. Akibat sampah plastik yang memerlukan ratusan bahkan ribuan tahun untuk terurai kembali ke bumi, 57% sampah yang ditemukan di pantai berupa sampah plastik. Sebanyak 46 ribu sampah plastik mengapung di setiap mil persegi samudera bahkan kedalaman sampah plastik di samudera pasifik sudah mencapai hampir 100 meter. Bahkan menurut catatan lebih dari 1 juta burung dan 100 ribu binatang laut telah menjadi korban sampah plastik dunia.

Di Indonesia, menurut data statistik persampahan domestik Indonesia, jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun atau 14% dari total produksi sampah. Plastik telah mampu menggeser sampah jenis kertas yang tadinya di peringkat kedua menjadi peringkat ketiga dengan jumlah 3.6 juta ton per tahun atau 9% dari jumlah total produksi sampah. Kategori sampah plastik yang terbesar berasal dari kemasan dan wadah seperti botol minuman, tutup botol, botol sampo dan lainnya. Jenis sampah plastik juga ditemukan pada jenis barang plastik yang penggunaanya bertahan lama seperti pada peralatan perlengkapan dan perabotan, dan barang plastik yang penggunaannya tidak bertahan lama seperti, diaper, kantong plastik, cangkir sekali pakai, perkakas, dan perlengkapan medis.

Selain memperkenalkan kegiatan daur ulang plastik, ilmuwan terus dipicu untuk bisa mencari alternatif lain bahan pengganti plastik konvensional. Saat ini mulailah diperkenalkan plastik ramah lingkungan, degradable plasticbiodegradable plastic, atau bio plastik di tengah masyarakat. Di Jakarta, tiga produsen baru-baru ini memperkenalkan dirinya memproduksi plastik ramah lingkungan di Indonesia. Ketiganya memiliki produk yang berbeda tapi fokus produknya sama yakni, menyediakan alternatif kantong dan kemasan plastik yang ramah lingkungan.

            Sektor limbah termasuk di dalamnya pengelolaan sampah, merupakan salah satu sumber penghasil Gas Rumah Kaca yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global dan berakibat pada perubahan iklim. Kita bisa mulai menjaga lingkungan dengan cara menerapkan minim sampah, misalnya :

  1. Tidak membuang makanan, dengan cara membeli makanan sesuai kebutuhan, memasak makanan dengan jumlah yang sesuai, tidak menyisakan makanan, dan menyimpan makanan dengan baik agar dapat dikonsumsi lebih lama.
  2. Menghindari pemakaian barang sekali pakai. Pilihlah barang yang bisa digunakan berulang kali dengan bahan yang ramah lingkungan, seperti    menggunakan tumbler atau tas kain saat berbelanja.
  3. Mengguna ulang (reuse) dan mendaur ulang (recycle) sampah.
    Walaupun sampah dapat diguna ulang atau didaur ulang, tapi lebih bijak apabila kita melakukan pengurangan sampah (reduce) sebagai langkah pertama untuk mencegah timbulan sampah. Sebagaimana kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2023 akan menunjukkan bagaimana negara, bisnis, media sosial, kampus, dan individu, belajar menggunakan bahan secara lebih berkelanjutan, menawarkan harapan bahwa suatu hari nanti, polusi plastik akan semakin berkurang dan akhirnya menjadi sejarah. Anak cucu kita semua dapat tersenyum berkreasi di bumi yang damai dan sejahtera secara berkelanjutan. Salam Bernas dari Bengkulu, 5 Juni 2023. Nurwiyoto.

#worldenvironmentday

#harilingkunganhidupsedunia

#saveourplanet

#aksiberkelanjutan

#salamlestari

#polusiplastik

#kelolasampah