PROF. EMIL SALIM

BAPAK LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA Oleh : Nurwiyoto

                                            

Tanggal 8 Juni 2023, Bapak Prof. Emil Salim genap berusia 93 tahun, angka ini tidak sekedar menggambarkan sebuah usia, tetapi juga merefleksikan perjalanan panjang dalam menginspirasi bangsa Indonesia. Beliau lahir tahun 1930 di jaman penjajahan, menjadi saksi Perjalanan Kemerdekaan Bangsa Indonesia di Sumatera Selatan, aktif menggelorakan NKRI bersama Presiden pertama Bapak Soekarno, membangun Indonesia bersama Presiden Soeharto, menjadi satu diantara Tokoh Reformasi dan menjagi Guru Bangsa, sampai sekarang masih bernas gagasannya dengan solusi problem besar ummat manusia yaitu Global Warming dan Perubahan Iklim. Tersirat menampakan kecemasannya terhadap Bangsa Indonesia yang belum juga Tinggal Landas menjadi negara adil dan makmur yang ikut menjaga perdamaian dunia. Beliau adalah Sosok Tokoh yang sangat istimewa dan banyak dikenal sebagai Bapak Lingkungan Hidup Indonesia, selain sebagai Begawan Ekonomi indonesia. Tidak ada tokoh di negeri ini yang berkontribusi sedemikian besarnya bagi lingkungan hidup di Indonesia. Beliau tidak hentinya mengumandangkan, Lingkungan Hidup, Keanekaragaman Hayati dan Pembangunan Berkelanjutan (Environment, Biodiversity & Sustainable Development).

Pada 1972, Perserikatan Bangsa­Bangsa (PBB) menyelenggarakan Konferensi mengenai Lingkungan Manusia (Conference on the Human Environment) di Stockholm. Delegasi Indonesia ke konferensi tersebut dipimpin oleh Prof. Emil Salim, dan tanggal 05 Juni kemudian dirayakan sebagai Hari Lingkungan Hidup sedunia. Hasil konferensi tersebut berdampak sangat positif bagi Bangsa Indonesia yaitu pada tahun 1978, tegak tonggak sejarah Indonesia untuk pertama kalinya memiliki kementerian yang menangani lingkungan hidup.  Kala itu, kementerian tersebut diberi nama Kementerian Negara untuk Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup.  Sebagai menterinya ditunjuk Prof. Emil Salim.

Eka Budianta dalam Iwan J. Aziz dkk. (2010) ada kalimat yang inspiratif yaitu “KALAU kamu katakan putih di depanku, katakan putih juga di belakangku. Begitu yang disukai Pak Harto. Kamu harus dapat dipercaya,” kata Prof. Emil Salim, ketika ditanya apa rahasianya dapat menjadi menteri sepanjang lima periode pada zaman pemerintahan Jenderal Soeharto. Kata sifat yang paling disukainya Beliau adalah “jujur” karena tidak banyak orang jujur pada zaman sekarang. Beliau juga selalu menekankan pentingnya mengintegrasikan aspek sosial : pembangunan yang inklusif where there is no one left behind. Membangun sumber daya manusia yang berkualitas adalah salah satu kunci yang dikedepankan Prof Emil Salim. Tidak heran, isu pendidikan selalu menyita pemikiran Beliau. “Otak, Bung!” demikian Beliau sering mengingatkan. Beliau juga sangat gundah dengan kesenjangan teknologi yang menimbulkan ketidaksetaraan pada akses pendidikan, seperti yang terjadi di era pandemi Covid 19.

Dalam perjalanan panjang hidup Beliau, Pak Emil telah menginspirasi banyak anak bangsa, tidak hanya dengan ilmu, karya, dan tauladannya, tetapi juga dengan api semangat yang senantiasa Beliau kobarkan ketika Beliau berbicara. Beliau adalah seorang intelektual dengan kemampuan orasi yang luar biasa. Tak heran ketokohan Prof. Emil Salim menggema jauh hingga di ranah global. Barangkali, tidak perlu diperdebatkan apakah Beliau lebih tepat dikenang sebagai Bapak Lingkungan Hidup Indonesia atau Begawan Ekonomi Indonesia. Tapi yang jelas Beliau selalu menginspirasi Indonesia dari masa ke masa, senantiasa mengobarkan api semangat bagi kita semua, menuju Indonesia yang lebih baik hingga tinggal landas menjadi maju dan sejahtera, bagi semua. Alhamdulillah, saya pernah merasakan dan menyaksikan sendiri ketika Beliau menjadi Dosen Program Studi Ilmu Lingkungan (S2) di Pascasarjana Universitas Indonesia (UI), yang pada waktu itu saya menjadi mahasiswanya di tahun 1990 an.

Ismid Hadad, MPA. Ketua Dewan Pembina Yayasan KEHATI, menelusuri jejak langkah Prof. Emil Salim dalam lima dimensi perannya yang berkaitan dengan kepentingan publik. Pertama, dari dimensi latar belakang pendidikan dan profesi pertamanya sebagai seorang Ekonom, teknokrat/ahli ekonomi, yang kemudian menjadi Guru Besar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan beberapa perguruan tinggi lainnya. Dimensi kedua, dari segi karier dan reputasinya sebagai Pejabat Tinggi negara, terutama 23 tahun pengalamannya menjalankan peran jabatan Menteri dalam lima Kabinet Pembangunan di era Presiden Soeharto, dan juga 15 tahun sebagai ketua dan anggota Dewan Ekonomi Nasional dan Dewan Pertimbangan Presiden pada 3 periode pemerintahan 3 Presiden yang berbeda, yaitu Presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dimensi ketiga, adalah ketika Pak Emil menjadi sangat terkenal sebagai Pakar lingkungan, karena merupakan orang pertama dan paling lama (15 tahun) di Indonesia yang merintis, menjabat dan bertugas sebagai Menteri Negara yang mengurusi bidang Lingkungan Hidup (1978-1993) dengan kinerja dan popularitas yang sangat tinggi di tingkat nasional dan internasional.  Dimensi keempat, dimana Beliau berperan sebagai pemimpin yang memayungi masyarakat madani (civil society), baik ketika masih menjabat sebagai Menteri maupun sesudah keluar dari jabatan di Pemerintahan. Beliau menjadi figur pelindung, pembuka jalan, penyedia ruang gerak dan partisipasi bagi publik, khususnya organisasi masyarakat sipil dan lembaga-lembaha swadaya masyarakat (LSM) dalam gerakan sosial-lingkungan untuk pembangunan dan demokrasi di Indonesia. Dimensi kelima yang sangat menarik, adalah peran dan kontribusi Prof. Emil Salim sebagai tokoh dunia yang punya visi ke depan dan memerankan intellectual leadership bukan hanya bagi bangsa Indonesia, tapi sebagai figur yang selama lebih dari 30 tahun diakui dan dipercaya oleh lembaga-lembaga, forum dan masyarakat internasional untuk memimpin dan memberi arahan kebijakan global mengenai masalah lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim.

Wajahnya tulus, pandangannya jernih dan tajam, badannya sehat dan tegap, pakaiannya safari lengan pendek warna abu­abu, sederhana. Selamat ulang tahun yang ke 93, Prof. Emil Salim. Semoga panjang umur, sehat, dan selalu dilimpahi keberkahan. Tetaplah menginspirasi dan membakar api semangat kita, Sang Guru Bangsa.

Sumber Referensi :

  1. Buku 90 Tahun Prof. Emil salim. Pembangunan Berkelanjutan: Menuju Indonesia Tinggal Landas 2045, Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan KEHATI),  Ismid Hadad, dkk. 2020. https://www.kehati.or.id/wp-content/uploads/2021/01/E-book_90-Tahun-Emil-Salim.pdf